TRANSISI

Orang bilang, masa SMA adalah masa yang paling indah. Masa putih abu-abu, pakaian dengan 'kasta' siswa tertinggi sebelum akhirnya menjadi mahasiswa. Di masa inilah kebanyakan anak SMA menginjak usia tujuh belas tahun. Kalo trend-nya sih, sweet seventeen. Usia tujuh belas tahun, yang mana bagi para remaja merupakan tanda awal mereka memasuki masa dewasa. Pada usia ini, biasanya anak-anak muda menemukan cintanya. Ada yang pacaran bertahun-tahun dan berakhir bahagia, ada yang menjadikan kisah cinta masa SMA-nya sebagai pelajaran hidupnya, ada juga yang mengutuk kisah cinta masa SMA-nya karena kandas di tengah jalan.

Masa SMA-ku tidak seperti kebanyakan orang. Mereka menganggap masa SMA adalah masa penuh warna, namun bagiku tidak. Masa SMA-ku datar, tanpa banyaknya kegiatan dan teman. Aku memiliki hanya sedikit teman dekat. Kalau kubandingkan antara aku yang dulu dan aku yang sekarang, aku jauh lebih menyukai diriku yang sekarang. Aku di bangku SMA, merupakan seorang yang tidak banyak bicara, cukup pendiam, dan kurang suka bersosialisasi. Diriku yang sekarang merupakan seorang yang banyak bicara, mudah berteman dengan orang baru, dan bisa dibilang cukup mudah beradaptasi dengan keadaan. Justru, di bangku perkuliahanlah aku menemukan sahabat yang sudah kuanggap seperti saudara sendiri, dimana kami tidak lagi ada rasa tidak enakan dan sudah biasa saling mengejek antar satu sama lain.

Saat aku duduk di bangku SMA kelas XI (tahun 2015 awal), aku baru mengenal dunia permainan daring. Saat itu, aku pertama kali bermain permainan MMORPG bernama "Iruna", dan menemukan banyak teman di sana. Aku dan teman-temanku di Iruna bertukar username media sosial dan masih berteman hingga sekarang. Aku merasa bahwa dengan bermain permainan ini, aku dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasiku dengan orang baru, dan tentunya, menambah relasiku di provinsi lain. Tapi itu melalui media sosial. Kalo langsung, mungkin aku akan diam-diam saja. Wkwkwk.

Teman-temanku pada saat itu, banyak yang sudah kenal cinta-cintaan. Aku saat itu iri juga sih, mereka pergi dan pulang bersama pacarnya, sedangkan aku diantar jemput abang, atau naik angkot, bahkan terkadang menumpang sama teman. Kalo lagi sesi curhat-curhatan, kebanyakan dari mereka bercerita tentang pacar mereka, baik sewaktu senang ataupun sedih. Saat itu, aku hanya menjadi pendengar. Aku termasuk orang yang pandai mendengarkan keluh kesah orang lain, namun sulit untuk menceritakan apa yang aku rasakan kepada orang lain.

Entah kenapa, sifat itu tumbuh. Sampai sekarang, aku tidak banyak bercerita tentang masalahku kepada orang lain. Kalaupun ada, hanya orang-orang terdekat yang tahu. Tapi aku sangat bersyukur, dibanding saat aku berumur tujuh belas tahun, aku merasa jauh lebih matang dan dewasa. Aku merasa ada perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupanku daripada sewaktu aku di bangku SMA dahulu. Sekarang, aku lebih mudah mengekspresikan keinginan dan perasaanku kepada orang lain. Aku juga lebih peka terhadap keadaan dibanding dulu. Aku bersyukur, masa laluku tidak membuatku menutup diri dari orang lain. Degan bertambahnya usia, aku semakin berkembang dan menjadi orang yang jauh lebih baik dari sebelumnya.


JANGAN LUPA BERMIMPI

DIWUJUDKAN! 😁

_________________

Author: Riga Okta

Director: Nici Jarsi

_________________

INSTAGRAM:

CATATAN AKTIVIS

Comments

Popular Posts

Ramadan Penuh Berkah Dengan Ibadah dan Sedekah Walaupun Bersama Wabah

GOING ABROAD? WHY NOT?

Wisuda di 3,5 tahun dan Cumlaude Melalui Jalur Langit PART 2