PART #2 GOING ABROAD? WHY NOT?
Pada tahun 2018 awal, aku mengikuti seleksi PPAN (Pertukaran Pelajar Antar Negara) yang diadakan oleh Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga). Saat itu, aku juga belum berhasil lolos seleksi ke Jepang. Tak apa, seleksi selama 3 hari yang diadakan saat itu menambah banyak wawasanku tentang dunia dan PPAN tentunya, dan membuatku memiliki banyak teman, yang mana kami masih saling bercerita satu sama lain sampai sekarang.
Tahun 2018 akhir, aku mengikuti kursus bahasa Thailand yang diadakan salah satu lembaga kursus yang ada di Bengkulu. Saat itu, ada promo belajar bahasa-bahasa di lembaga kursus tersebut dengan biaya seratus ribu rupiah per bahasanya. Ada beberapa bahasa, seperti Thailand, Mandarin, Jepang, dll. Karena aku sudah mempelajari bahasa Jepang saat SMP dulu di sekolah, kali ini aku memilih untuk belajar bahasa Thailand. Disamping aku menyukai Thailand, aku juga merasa bahwa bahasa Thailand adalah bahasa yang sangat unik. Dari sana, aku bisa mengucapkan beberapa kalimat perkenalan, makanan, minuman, menanyakan harga, alamat, dll.
Setelah lebih kurang dua bulan aku mempelajari bahasa Thailand di lembaga kursus dengan Kak Amir sebagai pengajarnya (kalo Kak Amir baca ini, terima kasih ya, kak, ilmunya!), di fakultasku diadakan seleksi Student Exchange ke dalam dan luar negeri untuk mahasiswa FKIP. Aku ikut seleksi ini. Kali ini, aku menjelaskan kepada penyeleksi bahwa aku akan mengajarkan bahasa Indonesia kepada teman-teman yang akan kutemui di sana, dan akan mengenalkan batik basurek yang berasal dari Bengkulu. Saat pengumuman keluar, aku sangat bersyukur ternyata aku lolos Student Exchange ke Batam dan Singapura selama seminggu bersama dua belas orang lainnya.
Seminggu setelahnya, fakultas mengadakan seleksi magang di luar negeri selama satu bulan. Program ini dinamakan SEA-Teacher (Pre-Service Student Teacher Exchange in Southeast Asia) yang diadakan oleh SEAMEO (The Southeast Asian Ministers of Education Organization) bekerjasama dengan universitasku. Mahasiswa yang lolos seleksi program ini akan mengobservasi, mengajar, dan mengevaluasi hasil belajar bersama seorang mentor dari sekolah yang ada di negara ASEAN yang telah ditentukan. Aku pun bertanya kepada Ibu Tuty, Kabid Kemahasiswaan FKIP UNIB, apa boleh mengikuti seleksi SEA-Teacher jika sudah lolos seleksi student exchange, jawabnya boleh. Akan tetapi harus memilih salah satu, dan disarankan untuk memilih SEA-Teacher apabila lolos keduanya, dikarenakan hasil magang akan dinilaikan dan dimasukkan ke dalam LHS semester depannya, sehingga tidak perlu lagi magang di sekolah yang ada di Bengkulu pada semester berikutnya.
Aku pun memberanikan diri untuk
mengikuti seleksi ini. Aku sama sekali tidak tahu negara mana yang akan menjadi
tujuan magang kami untuk batch kali
ini. Ketika aku diwawancara oleh Pak Azwandi, Wakil Dekan III Bidang Akademik,
aku diberitahu bahwa negara tujuan untuk SEA-Teacher kali ini adalah Thailand
dan Filipina. Saat aku mendengar hal itu, aku luar biasa terkejut dan perasaan
yang awalnya tegang berubah menjadi senang. Akupun menyebutkan bahwa aku bisa
berbahasa Thailand, dan memang sedang mengambil kelas bahasa Thailand. Dosen
tersebut tertarik dan berkata, “Benarkah? Coba katakan beberapa kalimat.”
Akupun menyebutkan nama, alamat, kesukaan dalam bahasa Thailand dan
mengartikannya. Beberapa hari kemudian, pengumuman lolos seleksi SEA-Teacher
dikeluarkan dan aku melihat namaku ada di sana, akan melaksanakan magang di
salah satu sekolah di Chiang Rai, dibawah pengawasan CRRU (Chiang Rai Rajabhat
University), Thailand. Akupun disarankan untuk memilih SEA-Teacher dan orang
lain akan menggantikan tempatku untuk ikut student
exchange.
Alhamdulillah, aku sangat
bersyukur dan tidak menyangka bahwa Thailand adalah salah satu negara tujuan
magang. Pada awalnya, aku hanya berniat untuk belajar bahasa Thailand saja,
tapi ternyata dengan cara Allah, melalui perantara bahasa inilah aku dapat
benar-benar pergi ke Thailand! Magang tersebut diadakan pada 5 Januari-5
Februari 2019 dan kenangan itu adalah kenangan yang tidak akan pernah
kulupakan. Tahun 2017, aku gagal mengikuti dua seleksi pertukaran pelajar,
tahun 2018 Allah takdirkan aku lolos dua seleksi sekaligus. Memang, Allah
adalah sebaik-baik perencana.
Jadi, teman-teman, jangan takut gagal. Tidak apa-apa gagal, yang penting bangkit lagi, coba lagi. Jangan menyerah, kita tidak tahu rencana apa yang sedang Allah siapkan untuk kita. Boleh jadi, Allah beri kita dua-tiga-empat-lima kesempatan sekaligus, kan? Sekarang aku masih mempersiapkan diri dengan memperbanyak ilmu, bacaan, dan wawasan, sembari menunggu nanti Allah kasih kejutan dengan cara apa, ya, untuk aku pergi ke Jepang? Negeri Gajah Putih sudah dikabulkan oleh Allah, ayo kita jelajahi Negeri Sakura suatu saat nanti! xoxo- Riga
JANGAN LUPA BERMIMPI
DIWUJUDKAN! 😁
_________________
Author: Riga Okta
Director: Nici Jarsi
_________________
INSTAGRAM:





Comments
Post a Comment